Jumat, 10 Oktober 2008

Hidup, artinya.....?

Oh well, ijinkan saya mengatakan kalau inilah pertanyaan terbesar dalam hidup seseorang, entah kita pernah mengatakannya dalam hati, melontarkan pertanyaan verbal ini kepada pihak lain, atau semua kegiatan, aktivitas dalam hidupnya mencerminkan pencarian tiada akhir tentang kenapa saya ada di dunia ini, di dalam tubuh ini, kenapa saya lahir dalam keluarga ini, kenapa saya pintar dalam sesuatu, kenapa saya terlihat bodoh dalam beberapa hal, kenapa saya ingin seperti mereka yang sukses, dsb isi sendiri ‘the bla bla bla’ setelah itu.

Saya pernah membaca sebuah interview dengan actor idola; Denzel Washington. Menjawab pertanyaan :

‘Menurut anda, apa kekurangan anda sebagai serang aktor?’

He answers:

“Saya tidak pernah menilai diri sendiri. Terserah para penonton, mau meniilai akting saya seperti apa. Kalau Saya sih, sederhana saja, BERUPAYA MELANJUTKAN PERJALANAN SPIRITUAL SAYA.”

Bukannya saya terkaburkan dengan figur yang sudah saya kagumi sebelumnya, jadi kata2 apapun yang dicapkan orang itu pasti merema dalam saya, but hey, barisan frase inspiratif itu saya pikir adalah sesuatu yang bisa jadi cermin buat siapa saja secara mudah. Berbicara mudah, mari bagi ‘barisan frase inspiratif’ itu kedalam 2 elemen saja:

Pertama, “BERUPAYA MELANJUTKAN”

Bisakah anda dig down sedikit secara analisa logika yang sederhana saja. Jika seseorang menyebutkan ‘melanjutkan’, berarti ada variabel yang pernah ada sebelumnya, dan kata ‘berusaha’ mengungkapkan aktivitas untuk mempertahankan variable tersebut tetap dalam kondisi baik, atau minimal keeping it running.

Kedua “PERJALANAN SPIRITUAL SAYA”

See, I’m not good a any spiritual meanings and applications, I’m not a very religious person myself (I don’t believe in religion, saya lebih suka ‘relationship with God’ yang akan dibantu oleh cangkang yang disebut agama) tapi minimal saya tahu kalau pergerakkan emosionil, dan tubuh, itu berasal dari karakter / keadaan spiritual pada saat itu.

Kalau diurai lagi, keadaan spiritual ini tentu akan mengalami beberapa perubahan sepanjang perjalanan. Sebut saja sebuah perjalanan anda dengan mobil yang anda setir sendiri. Perjalanan mobil ini tentu memiliki urutan seperti ini kurang lebih dengan perbandinganya dengan perjalanan spiritual:

Momen ketika anda masuk ke mobil = ketika anda masuk kedalam rahim Ibu anda tercinta.

Momen ketika anda menyalakan starter mobil = ketika anda sudah lahir, mulai bisa melakukan kegiatan motorik seperti berteriak, berkomentar, menangis, diam, tertarik, dll. Mesin anda hidup. Anda dalam tahap kendali hidup tingkat dasar.

Momen waktu anda memanaskan mobil = Waktu anda belajar di sekolah, maksimalisasikan semua fungsi anda sebagai manusia berhikmat, sama seperti oli mobil yang perlu mengalir, bensin yang memerlukan waktu pembakaran. Ketika mesin sudah hidup, maka perlu waktu lagi untuk menaikkan daya tahan untuk perjalanan yang jauh. So anda sudah sekolah,menjadi lebih pintar, menemukan hobi, bergaul, pernah berantem dengan teman / orangtua / saudara, pernah gagal, pernah sombong karena berhasil, skill tertampung, dll, itu panas, tapi dari semua temperature yang panas itu anda siap untuk perjalanan yang jauh.

Momen anda memasukkan gigi satu = oh yeah, time for good plan of your life, ada yang ngga berrencana sama sekali, tapi minimal banyak orang sudah mengerti ketertarikkan mereka, contohnya orang yang suka logika memilih untuk menjadi arsitek, dokter, akuntan, pegawai bank. Yang suka seni akan buat lagu, lukisan, fotografi. Yang suka komunikasi akan memilih untuk bercita2 menjadi seorang PR, Penyiar, GRO, dll. Gigi satu sudah masuk, sebentar lagi kita tekan gas…..

Momen menekan gas kedalam, mobil mulai berjalan = Setelah bertahun2 belajar dan belajar, saatnya untuk praktikum, pegang kendali. Anda mulai bekerja, mulai cari duit, mulai cari pacar, mulai hidup teratur, mulai membeli barang yang berkarakter ‘gue banget’, mulai berpikir kalau saya berbeda degan yang lain, ‘sepertinya saya mengenali diri saya…’

Momen masuk gigi dua = ‘Hey, seru juga ya, sepertinya saya suka hidup ini,’ beberapa hal mulai terlihat lebih mudah, karena anda sudah berpengalaman setelah melewati proses mulai ini, mulai itu, dll. Saat ini waktu yang tepat untuk ‘menyalip’ mobil lain.

Momen pindah gigi tiga ‘Mobil didepan lamban amat, gue salip aja ah’= Ketika anda melihat rekan lain mengalami perlambatan, bisa saja anda menyalip rekan anda itu karena anda punya kecepatan yang konstan, you keep going no matter what.

Momen gigi empat = mulai laju, tenang, namun resiko kcelakaan lebih tinggi, and if accidents really happened, the damage will have more portion. Mulai mengambil resiko memulai bisnis baru, karir baru, blab la bla, banyak berhasil, ada yang gagal.

Momen gigi lima = Ada yang melaju ke gigi lima (manteb banget hidupnye bang), tapi ada yang melambat, karena lebih baik ada di zona aman ketimbang harus mengambil resiko.

Momen Berhenti = lah? Ko enak2 gigi lima langsung berenti? Ada apa? Ada banyak pertimbangan, karena semua ambisi untuk melaju terhenti karena satu hal: PASANGAN HIDUP. Banyak orang mungkin lebih memilih memiliki seseorang untuk mendampingi ketika menyetir dalam perjalanan jauh. Biar ada emen tker pkiran, dan bantu2 kalo ada apa2 aja gitu, kan ga enak sendirian mulu’, Gitu kali komen kita…

Momen MEMULAI KEMBALI gigi satu, dua, tiga dan seterusnya… = you know what i mean, right? Menempuh hidup baru, di mobil (hidup) anda sudah ada pendamping, tidak mustahil nanti berhenti lagi setelah ada momongan, dll)

Momen anda keluar dari mobil = sudah sampai mana ini ya? Hah? Waktu sudah habis! (Death separate you from anything in this world).

Panjang memang, tapi seberapapun waktu yang saya habiskan untuk menulis ini, seberapapun waktu yang anda habiska untuk membaca tulisan ini, tak sepanjang hidup seseorang, tak sepanjang perjalanan ‘the so-called 70 years of age’ yang manusia modern punya.

My word is, kalo kita sekarang dalam kesenangan, tekanan dll, coba kasi diri anda kesempatan untuk melihat, perjalanan spiritual anda sudah sampai mana? Meski tidak harus sesuai dengan urutan diatas, tapi yang paling penting adalah KESADARAN posisi kita sekarang. Bukan dikejar deadline, sibuk ngejar target, ingin pegakuan dari orang ain yang lebih besar.

Saya adalah saya, Anda adalah anda, kita punya pemikiran, pencapaian, dan ukuran yang berbeda. Ada 6,5 miliar pemikiran, pencapaian, dan ukuran yang berbeda di atas global yang disebut Bumi ini. Kita salah satunya, Tapi, sudahkah anda mengenali keutuhan diri? Mungkin ilmu itulah tujuan hidup tingkat pertama.

..:::KNOW YOURSELF:::..

Happy weekend, y’all…

Daddy-O

Tidak ada komentar: